BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PUPUK
Dalam arti luas yang dimaksud pupuk ialah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman.
Dalam pengertian yang khusus pupuk ialah suatu bahan yamg mengandung satu atau lebih hara tanaman.
B. KATEGORI PUPUK
Pupuk dapat dibedakan berdasarkan bahan asal, senyawa, fasa, cara penggunaan, reaksi fisiologi, jumlah dan macam hara yang dikandungnya.
Berdasarkan asalnya dibedakan :
1. Pupuk alam ialah pupuk yang terdapat di alam atau dibuat dengan bahan alam tanpa proses yang berarti. Misalnya : pupuk kompos, guano, pupuk hijau dan pupuk batuan P.
2. Pupuk buatan ialah pupuk yang dibuat oleh pabrik. Misalnya TSP, urea, rustika dan nitrophoska. Pupuk ini dibuat oleh pabrik dengan mengubah sumber daya alam melalui proses fisika dan / atau kimia.
Berdasarkan senyawanya dibedakan :
1. Pupuk organik ialah pupuk yang berupa senyawa organik. Kebanyakan pupuk alam tergolong pupuk organik ( pupuk kandang, kompos, guano ). Pupuk alam yang tidak termasuk pupuk organik misalnya rock phosphat, umumnya berasal dari batuan sejenis apatit [ Ca3(PO4)2].
2. Pupuk anorganik atau mineral merupakan pupuk dari senyawa anorganik. Hampir semua pupuk buatan tergolong pupuk anorganik.
Berdasarkan fasa-nya dibedakan :
1. Pupuk padat. Pupuk padat umumnya mempunyai kelarutan yang beragam mulai yang mudah larut air sampai yang sukar larut.
2. Pupuk cair. Pupuk ini berupa cairan, cara penggunaannya dilarutkan dulu dengan air. Umumnya pupuk ini disemprotkan ke daun. Karena mengandung banyak hara, baik makro maupun mikro, harganya relatif mahal. Pupuk amoniak cair merupakan pupuk cair yang kadar N nya sangat tinggi sekitar 83%, penggunaannya dapat lewat tanah (injeksikan).
Berdasarkan cara penggunaannya dibedakan :
1. Pupuk daun ialah pupuk yang cara pemupukan dilarutkan dalam air dan disemprotkan pada permukaan daun.
2. Pupuk aksr atau pupuk tanah ialah pupuk yang diberikan ke dalam tanah disekitar akar agar diserap oleh akar tanaman.
Berdasarkan reaksi fisiologisnya dibedakan :
1. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologisnya masam artinya bila pupuk tersebut diberikan ke dalam tanah ada kecenderungan tanah menjadi lebih masam (pH menjadi lebih rendah). Misalnya Za dan urea.
2. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis basis ialah pupuk yang bila diberikan ke dalam tanah menyebabkan pH tanah cenderung naik misalnya: pupuk chili salpeter, calnitro, kalsium sianida.
Berdasarkan jumlah hara yang dikandungnya dibedakan :
1. Pupuk yang hanya mengandung satu hara tanaman saja. Misalnya : urea hanya mengandung hara N, TSP hanya dipentingkan P saja (sebetulnya mengandung Ca).
2. Pupuk majemuk ialah pupuk yang mengandung dua atau lebih dua hara tanaman. Contohnya: NPK, amophoska, Nitrophoska dan rustika.
Berdasarkan macam hara tanaman dibedakan :
1. Pupuk makro ialah pupuk yang mengandung hanya hara makro saja : NPK, nitrophoska, gandasil.
2. Pupuk mikro ialah pupuk yang hanya mengandung hara mikro saja misalnya: mikrovet, mikroplet, metalik.
3. Campuran makro dan mikro misalnya pupuk gandasil, bayfolan, rustika. Sering juga ke dalam pupuk campur makro dan mikro ditambahkan juga zat pengatur tumbuh (hormon tumbuh).
C. Macam macam pupuk organik
1. PUPUK HIJAU
Pupuk hijau terbuat dari tanaman atau komponen tanaman yang dibenamkan ke dalam tanah. Jenis tanaman yang banyak digunakan adalah dari familia Leguminoceae atau kacang-kacangan dan jenis rumput-rumputan (rumput gajah). Jenis tersebut dapat menghasilkan bahan organik lebih banyak, daya serap haranya lebih besar dan mempunyai bintil akar yang membantu mengikat nitrogen dari udara.
Keuntungan penggunaan pupuk hijau antara lain:
1. Mampu memperbaiki struktur dan tekstur tanah serta infiltrasi air
2. Mencegah adanya erosi
3. Dapat membantu mengendalikan hama dan penyakit yang berasal dari tanah dan gulma jika ditanam pada waktu tanah bero
4. Sangat bermanfaat pada daerah-daerah yang sulit dijangkau untuk suplai pupuk inorganik
Namun pupuk hijau juga memiliki kekurangan yaitu:
Tanaman hijau dapat sebagai kendala dalam waktu, tenaga, lahan, dan air pada pola tanam yang menggunakan rotasi dengan tanaman legume dapat mengundang hama ataupun penyakit dapat menimbulkan persaingan dengan tanaman pokok dalam hal tempa, air dan hara pada pola pertanaman tumpang sari
2. PUPUK KOMPOS
Pupuk kompos merupakan bahan-bahan organik yang telah mengalami pelapukan, seperti jerami, alang-alang, sekam padi, dan lain-lain termasuk kotoran hewan. Sebenarnya pupuk hijau dan seresah dapat dikatakan sebagai pupuk kompos. Tetapi sekarang sudah banyak spesifisikasi mengenai kompos.
Biasanya orang lebih suka menggunakan limbah atau sampah domestik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan bahan yang dapat diperbaharui yang tidak tercampur logam dan plastik. Hal ini juga diharapkan dapat menanggulangi adanya timbunan sampah yang menggunung serta mengurangi polusi dan pencemaran di perkotaan.
3. PUPUK KANDANG
Para petani terbiasa membuat dan menggunakan pupuk kandang sebagai pupuk karena murah, mudah pengerjaannya, begitu pula pengaruhnya terhadap tanaman. Penggunaan pupuk ini merupakan manifestasi penggabungan pertanian dan peternakan yang sekaligus merupakan syarat mutlak bagi konsep pertanian. Pupuk kandang mempunyai keuntungan sifat yang lebih baik daripada pupuk organik lainnya apalagi dari pupuk anorganik, yaitu pupuk kandang merupakan humus banyak mengandung unsur-unsur organik yang dibutuhkan di dalam tanah. Oleh karena itu dapat mempertahankan struktur tanah sehingga mudah diolah dan banyak mengandung oksigen.
Penambahan pupuk kandang dapat meningkatkan kesuburan dan produksi pertanian. Hal ini disebabkan tanah lebih banyak menahan air sehingga unsur hara akan terlarut dan lebih mudah diserap oleh buluh akar. Sumber hara makro dan mikro dalam keadaan seimbang yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur mikro yang tidak terdapat pada pupuk lainnya bisa disediakan oleh pupuk kandang, misalnya S, Mn, Co, Br, dan lain-lain. Pupuk kandang banyak mengandung mikroorganisme yang dapat membanru pembetukan humus di dalam tanah dan mensintesa senyawa tertentu yang berguna bagi tanaman, sehingga pupuk kandang merupakan suatu pupuk yang sangat diperlukan bagi tanah dan tanaman dan keberadaannya dalam tanah tidak dapat digantikan oleh pupuk lain.
4. PUPUK SERESAH
Pupuk seresah merupakan suatu pemanfaatan limbah atau komponen tanaman yang sudah tidak terpakai. Misal jerami kering, bonggol jerami, rumput tebasan, tongkol jagung, dan lain-lain. Pupuk seresah sering disebut pupuk penutup tanah karena pemanfaatannya dapat secara langsung, yaitu ditutupkan pada permukaan tanah di sekitar tanaman (mulsa). Peranan pupuk ini diantaranya :
• Dapat menjaga kelembaban tanah, mengurangi penguapan, penghematan pengairan
• Mencegah erosi, permukaan tanah yang tertutup mulsa tidak mudah larut dan terbawa air
• Menghambat adanya pencucian unsur hara oleh air dan aliran permukaan
• Menjaga tekstur tanah tetap remah
• Menghindari kontaminasi penyakit akibat percikan air hujan
• Memperlancar kegiatan jasad renik tanah sehingga membantu menyuburkan tanah dan sumber humus.
5. PUPUK CAIR
Pupuk organik bukan hanya berbentuk padat dapat berbentuk cair seperti pupuk anorganik. Pupuk cair sepertinya lebih mudah dimanfaatkan oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai dan tidak dalam jumlah yang terlalu banyak sehingga manfaatnya lebih cepat terasa. Bahan baku pupuk cair dapat berasal dari pupuk padat dengan perlakuan perendaman. Setelah beberapa minggu dan melalui beberapa perlakuan, air rendaman sudah dapat digunakan sebagai pupuk cair.
Pupuk organik bukan hanya berbentuk padat dapat berbentuk cair seperti pupuk anorganik. Pupuk cair sepertinya lebih mudah dimanfaatkan oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai dan tidak dalam jumlah yang terlalu banyak sehingga manfaatnya lebih cepat terasa. Bahan baku pupuk cair dapat berasal dari pupuk padat dengan perlakuan perendaman. Setelah beberapa minggu dan melalui beberapa perlakuan, air rendaman sudah dapat digunakan sebagai pupuk cair.
D. PUPUK ANORGANIK
Secara umum ada dua jenis pupuk anorganik yang tersedia di pasaran :
1. PUPUK TUNGGAL : Pupuk yang dibuat dari satu unsur secara dominan.
Contohnya : Urea yang mengandung N, TSP atau SP 36 dengan P, dan KCl atau ZK dengan unsur K yang dominan.
2. PUPUK MAJEMUK : Pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur.
Contoh : pupuk DAP dan Amofos yang terbuat dari N dan P. Pupuk majemuk juga bisa tersusun dari 3 unsur. Sebut juga Rustika Yellow dan Mutiara. Kedua pupuk itu dilengkapi dengan kandungan N, P, dan K. Produsen pupuk biasanya juga menambahkan unsur-unsur mikro seperti Fe, B, Mo, Mn, dan Cu.
Agar praktis, pekebun biasanya memakai pupuk mejemuk. Umumnya di pasaran beredar pupuk dengan kandungan utama Nitrogen, fosfor, dan kalium dengan berbagai perbandingan. Besar kecilnya perbandingan itu dicantumkan di label kemasan. Tulisan 20;10;10 artinya kandungan nitrogen paling tinggi sehingga tepat digunakan untuk masa pertumbuhan.
E. UNSUR YANG DIPERLUKAN OLEH TUMBUHAN dan AKIBATNYA BILA KEKURANGAN UNSUR TERSEBUT
1. UNSUR MAKRO
Unsur hara makro berisi hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah banyak. Namun, tidak berarti jumlah yang diberikan tak terbatas. Ada ambang tertentu yang ditoleransi tanaman. Melebihi batas itu, tanaman mengalami keracunan yang bisa berlanjut hingga mati.
F. MACAM-MACAM UNSUR MAKRO
a. Nitrogen ( N )
• Dibutuhkan untuk menyusun 1-4 % bahan kering (bagian keras) tanaman, seperti batang, kulit, dan biji.
• Diambil dari tanah dalam bentuk nitrat (NO3-) atau amonium (NH4+).
• Berguna dalam pembentukan sel, jaringan, dan organ tanaman; sebagai penyusun protein, bahan sintetis klorofil, dan juga ikut berperandalam sebagian proses pertumbuhan dan pembentukan produksi tanaman, seperti buah, daun, dan umbi.
• Gejala kekurangan : tanaman yang kekurangan nitrogen dikenali dari daun bagian bawah, daun itu menguningkarena kekurangan klorofil, mengering dan rontok. Tulang-tulang di bawah permukaan daun mudah tampak pucat. Pertumbuhan tanaman lambat, kerdil dan lemah. Produksi bunga dan biji rendah.
• Gejala kelebihan : Warna daun terlalu hijau, tanaman rimbun dengan daun. Proses pembuahan menjadi lama. Adenium bakal bersifat sukulen karena mengandung banyak air. Hal ini menyebabkan rentan serangan cendawan dan penyakit, dan mudah roboh. Produksi bunga menurun.
b. Fosfor ( P )
• Fosfor merupakan komponen penyusun beberapa enzim, protein, ATP, RNA, dan DNA. ATP penting untuk proses transfer energi, sedangkan RNA dan DNA menentukan sifat genetik tanaman. Unsur P juga berperan pada pertumbuhan benih, akar, bunga, dan buah. Dengan membaiknya struktur perakaran sehingga daya serap nutrisi pun lebih baik. Berfungsi juga dalam proses fotosintesis dan fisiologi kimiawi tanaman, untuk pembelahan sel.
• Bila kekurangan daun tua cenderung kelabu. Tepi daun coklat, tulang daun muda berwarna hijau gelap, hangus, pertumbuhan daun kecil, kerdil, akhirnya rontok, fase pertumbuhan lambat dan tanaman kerdil.
• Bila kelebihan penyerapan unsur seperti besi (Fe), tembaga (Cu), dan seng (Zn) terganggu. Tetapi gejalanya tidak terlihat secara fisik pada tanaman.
c. Kalium (K)
• Kalium berperan sebagai pengatur proses fisiologi tanaman seperti fotosintesis, akumulasi, translokasi, transportasi karbohidrat, membuka menutupnya stomata, atau mengatur distribusi air dalam jaringan sel,
• Gejala kekurangn daun menjadi kecil, memutih, kekuningan, atau kemerahan. Bagian pingggir daun berwarna kuning atau kemerahan, menjadi coklat, terbakar, dan akhirnya mati.
• Gejala kelebihan menyebabkan penyerapan Ca dan Mg terganggu. Pertumbuhan tanaman terhambat sehingga tanaman mengalami defisiensi.
d. Magnesium (Mg)
• Berperan dalam transportasi energi beberapa enzim didalam tanaman. Unsur ini sangat dominan di daun, terutama untuk ketersediaan klorofil. Unsur ini juga merupakan komponen inti pembentukan klorofil dan enzim di berbagai proses sintesis protein.
• Gejala kekurangn muncul bercak-bercak kuning di permukaan daun tua. Hal ini terjadi karena Mg diangkut ke daun muda. Daun tua menjadi lemah dan akhirnya mudah terserang penyakit, terutama embun tepung (powdery mildew)
• Bila kelebihan tidak menimbulkan gejala yang ekstrim
e. Kalsium (Ca)
• Berperan dalam pertumbuhan sel, menguatkan dan mengatur daya tembus, serta merawat dinding sel.
• Gejala kekurangan yaitu titik tumbuh lemah, terjadi perubahan bentuk daun, mengeriting, kecil, dan akhirnya rontok. Kalsium menyebabkan tanaman tinggi tetapi tidak kekar, karena efek langsung pada titik tumbuh, juga menyebabkan produksi bunga terhambat, bunga gugur.
• Gejala kekurangan tidak berefek banyak, hanya mempengaruhi pH tanah
f. Sulfur (S)
• Berperan untuk pertumbuhan tanaman, menyusun protein dan membentuk klorofil
• Bila kekurangan pertumbuhan kerdil, kurus, meninggi, daun menguning termasuk daun yang baru muncul, terlambat dalam proses pematangan
G. MACAM-MACAM UNSUR MIKRO
a. Boron (B)
• Boron berkaitan erat dengan proses pembentukan, pembelahan, dan diferensiasi, dan pembagian tugas sel. Hal ini terkait dengan perannya dalam sintesis RNA, bahan dasar pembentukan sel.
• Bila kekurangan daun lebih gelap dibanding daun normal, tebal, dan mengkerut.
• Bila kelebihan daun kuning dan mengalami nekrosis
b. Tembaga (Cu)
• Berperan sebagai aktivator dan membawa beberapa enzim, membantu kelancaran proses fotosintesis , pembentukan klorofil, dan berperan dalam fungsi produksi.
• Bila kekurangan daun berwarna hijau kebiruan, tunas daun menguncup dan tumbuh kecil, pertumbuhan bunga terhambat
• Bila kelebihan tanaman tumbuh kerdil, percabangan terbatas, pembentukan akar terhambat, akar menebal dan berwarna gelap.
c. Seng (Zn)
• Berperan dalam aktivator enzim, pembentukan klorofil dan membantu proses fotosintesis.
• Kekurangan pertumbuhan lambat, jarak antar buku pendek, daun kerdil, mengkerut, atau menggulung di satu sisi lalu disusul dengan kerontokan. Bakal buah menguning terbuka, dan akhirnya gugur. Buahpun akan lebih lemas dan sehingga buah yang seharusnya lurus membengkok.
• Kelebihan unsur seng tidak menunjukkan dampak nyata.
d. Besi (Fe)
• Berperan dalam proses pembentukan protein, sebagai katalisator pembentuka klorofil, pembawa elektron pada proses fotosintesis dan respirasi. Aktivator beberapa enzim.
• Gejala kekurangan klorosis dan daun menguning atau nekrosa. Daun muda tampak putih, akar rusak.
• Bila kelebihan menyebabkan nekrosis yang ditandai dengan munculnya bintik-bintik hitam pada daun.
e. Molibdenum (Mo)
• berperan sebagai pembawa elektron untuk mengubah nitrat menjadi enzim, berperan juga dalam fiksasi nitrogen.
• Kekurangan ditunjukkan dengan munculnya klorosis di daun tua, kemudian menjalar ke daun muda.
• Bila kelebihan tidak menunjukkan gejala yang nyata pada adenium
H. Macam-macam Unsur Hara Makro dan Fungsinya
Pupuk dan pestisida sangat bermanfaat untuk meningkatkan produksi pertanian. Terkait dengan pembahasan bidang ilmu biologi, telah dipelajari berbagai macam unsur hara, pengelompokan dan juga bentuk yang siap dikonsumsi oleh tanaman bagi masing-masing unsur hara. Berikut ini daftar unsur hara makro yang diperlukan tanaman beserta fungsinya bagi pertumbuhan:
1. Karbon (C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O). Ketiganya merupakan unsur dasar penyusun karbohidrat, protein, lemak, klorofil, dan lain-lain.
2. Nitrogen (N). Nitrogen berguna dalam proses sintesis protein dan klorofil. Nitrogen juga bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan vegetatif.
3. Fosfor (P). Fosfor berguna sebagai pemacu pertumbuhan akar pada benih atau tumbuhan muda, mempercepat pembungaan dan pemasakan biji atau buah, serta berperan dalam pembentukan inti sel, protein, dan lemak.
4. Kalium (K). Kalium berguna dalam hal memperlancar proses fotosintesis dan pembentukan protein, mengeraskan jerami dan bagian kayu dari tanaman, dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit.
5. Kalsium (Ca). Kalsium bermanfaat untuk memperkokoh batang dan merangsang pembentukan biji-bijian.
6. Magnesium (Mg). Magnesium bermanfaat sebagai salah satu komponen pembentukan klorofil.
7. Belerang (S). Belerang berperan dalam proses pembentukan klorofil dan berbagai jenis protein.
Unsur-unsur hara makro tersebut diperlukan oleh tanaman dalam jumlah relatif besar sehingga diperlukan tambahan dalam bentuk pupuk. Jenis pupuk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Adapun unsur hara mikro tidak perlu ditambahkan dalam pupuk karena diperlukan dalam jumlah relatif sedikit dan sudah tersedia di dalam tanah.
Pupuk Organik (Pupuk Alam)
Macam-macam pupuk organik adalah sebagai berikut:
1. Pupuk hijau. Pupuk hijau didapatkan dari tumbuhan muda, terutama dari jenis polong-polongan (leguminose), yang dibenamkan di lahan pertanian.
2. Pupuk kandang. Pupuk kandang diperoleh dari kotoran hewan ternak, misalnya sapi, ayam, kambing, dan lain-lain.
3. Kompos. Pupuk kompos diperoleh dari bahan organik limbah pertanian, misalnya jerami, batang jagung, atau sampah yang dibusukkan bersama pupuk kandang. Pupuk kompos lebih banyak digunakan untuk menyuburkan tanaman-tanaman pot atau holtikultura.
Pupuk alam dapat memperbaiki sifat-sifat fisis tanah, yaitu: struktur, tata udara, daya resap air, dan daya tahan terhadap erosi. Selain itu, pupuk alam juga membentuk humus (bunga tanah) sehingga berperan juga dalam memperbaiki sifat biologi. Selanjutnya, peruraian dari humus akan menambah ketersediaan unsur-unsur hara.
I. Pupuk Anorganik (Pupuk Buatan)
Jenis-jenis pupuk anorganik meliputi pupuk nitrogen, pupuk kalium, pupuk fosfor, pupuk, majemuk, dan pupuk daun.
Pupuk nitrogen.
Contoh pupuk nitrogen antara lain:
1. Urea atau CO(NH2)2 yang memiliki kadar Nitrogen 45-46%,
2. ZA (Zwavelvuur Amonium) atau (NH4)2SO4 yang memiliki kadar Nitrogen 20,5-21%,
3. Sendawa Chili atau NaNO3 yang memiliki kadar nitrogen 15%, dan
4. Amonium Nitrat atau NH4NO3 yang memiliki kadar nitrogen sebesar 35%.
Jenis pupuk nitrogen yang paling banyak dipakai adalah ZA dan Urea.
Pupuk fosforus.
Contoh pupuk fosforus adalah:
1. Superfosfat tunggal (ES= Engkel Superfosfat) yang memiliki kadar P2O5 sebesar 5%,
2. Superfosfat rangkap (DS= Double Superfosfat) yang memiliki kadar P2O5 sebesar 30%,
3. Superfosfat Triple (TS= Triple Superfosfat) dengan kadar P2O5 sebesar 45%.
Dari ketiga jenis pupuk fosfor di atas, yang paling banyak digunakan oleh masyarakat adalah jenis TS.
Pupuk Kalium.
Contoh pupuk kalium adalah:
1. Kalium Klorida atau KCl yang memiliki kadar K2O sebesar 50%, dan
2. Kalium Sulfat (ZK= Zwavelvuur Kali) dengan kadar K2O sebesar 50%.
Pupuk majemuk.
Pupuk Nitrogen, Pupuk Phosphor, dan Pupuk Kalium adalah jenis pupuk tunggal. Ketiganya disebut sebagai pupuk tunggal karena hanya mengandung satu jenis unsur hara primer. Sedangkan pupuk majemuk mengandung lebih dari satu jenis unsur hara primer.
Contoh pupuk majemuk adalah:
1. Pupuk NPK yang mengandung amonium nitrat (NH4NO3),
2. Amonium dihidrogen fosfat (NH4H2PO4) dan Kalium Klorida (KCl).
Kadar masing-masing unsur dinyatakan dengan suatu angka. Contoh: Pupuk NPK 10-15-20, berarti mengandung 10% nitrogen (sebagai N), 15% fosfor (sebagai P2O5), dan 20% Kalium (sebagai K2O).
Setiap jenis tanaman memerlukan N, P dan K dengan perbandingan tertentu. Oleh karena itu, penggunaan pupuk majemuk disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan dipupuk.
Pupuk Daun.
Pupuk daun diberikan kepada tanaman dengan cara disemprotkan pada daun sehingga terserap secara osmosis ataupun difusi melalui stomata (mulut daun). Pupuk daun biasanya mengandung unsur hara, namun terkadang mengandung vitamin, hormon dan zat tumbuh.
Contoh pupuk daun:
1. Wuxal dengan kandungan 9% N, 9% P2O5, 7% K2O, Fe, Mn, B, Zn, Mo, vitamin dan hormon tumbuh.
2. Contoh pupuk daun yang kedua adalah Baypolan yang mengandung 11% N, 10% P2O5, 6%K2O, Fe, Mn, Cu, Zn, dan Mo.
Semoga informasi atau penjelasan mengenai pengertian pupuk serta jenis-jenisnya di atas bisa bermnafaat bagi kamu, sehingga dapat memaksimalkan hal-hal alami di sekitar kamu menjadi pupuk organik yang aman bagi ekosistem di sekitarnya
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PUPUK
Dalam arti luas yang dimaksud pupuk ialah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman.
Dalam pengertian yang khusus pupuk ialah suatu bahan yamg mengandung satu atau lebih hara tanaman.
B. KATEGORI PUPUK
Pupuk dapat dibedakan berdasarkan bahan asal, senyawa, fasa, cara penggunaan, reaksi fisiologi, jumlah dan macam hara yang dikandungnya.
Berdasarkan asalnya dibedakan :
1. Pupuk alam ialah pupuk yang terdapat di alam atau dibuat dengan bahan alam tanpa proses yang berarti. Misalnya : pupuk kompos, guano, pupuk hijau dan pupuk batuan P.
2. Pupuk buatan ialah pupuk yang dibuat oleh pabrik. Misalnya TSP, urea, rustika dan nitrophoska. Pupuk ini dibuat oleh pabrik dengan mengubah sumber daya alam melalui proses fisika dan / atau kimia.
Berdasarkan senyawanya dibedakan :
1. Pupuk organik ialah pupuk yang berupa senyawa organik. Kebanyakan pupuk alam tergolong pupuk organik ( pupuk kandang, kompos, guano ). Pupuk alam yang tidak termasuk pupuk organik misalnya rock phosphat, umumnya berasal dari batuan sejenis apatit [ Ca3(PO4)2].
2. Pupuk anorganik atau mineral merupakan pupuk dari senyawa anorganik. Hampir semua pupuk buatan tergolong pupuk anorganik.
Berdasarkan fasa-nya dibedakan :
1. Pupuk padat. Pupuk padat umumnya mempunyai kelarutan yang beragam mulai yang mudah larut air sampai yang sukar larut.
2. Pupuk cair. Pupuk ini berupa cairan, cara penggunaannya dilarutkan dulu dengan air. Umumnya pupuk ini disemprotkan ke daun. Karena mengandung banyak hara, baik makro maupun mikro, harganya relatif mahal. Pupuk amoniak cair merupakan pupuk cair yang kadar N nya sangat tinggi sekitar 83%, penggunaannya dapat lewat tanah (injeksikan).
Berdasarkan cara penggunaannya dibedakan :
1. Pupuk daun ialah pupuk yang cara pemupukan dilarutkan dalam air dan disemprotkan pada permukaan daun.
2. Pupuk aksr atau pupuk tanah ialah pupuk yang diberikan ke dalam tanah disekitar akar agar diserap oleh akar tanaman.
Berdasarkan reaksi fisiologisnya dibedakan :
1. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologisnya masam artinya bila pupuk tersebut diberikan ke dalam tanah ada kecenderungan tanah menjadi lebih masam (pH menjadi lebih rendah). Misalnya Za dan urea.
2. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis basis ialah pupuk yang bila diberikan ke dalam tanah menyebabkan pH tanah cenderung naik misalnya: pupuk chili salpeter, calnitro, kalsium sianida.
Berdasarkan jumlah hara yang dikandungnya dibedakan :
1. Pupuk yang hanya mengandung satu hara tanaman saja. Misalnya : urea hanya mengandung hara N, TSP hanya dipentingkan P saja (sebetulnya mengandung Ca).
2. Pupuk majemuk ialah pupuk yang mengandung dua atau lebih dua hara tanaman. Contohnya: NPK, amophoska, Nitrophoska dan rustika.
Berdasarkan macam hara tanaman dibedakan :
1. Pupuk makro ialah pupuk yang mengandung hanya hara makro saja : NPK, nitrophoska, gandasil.
2. Pupuk mikro ialah pupuk yang hanya mengandung hara mikro saja misalnya: mikrovet, mikroplet, metalik.
3. Campuran makro dan mikro misalnya pupuk gandasil, bayfolan, rustika. Sering juga ke dalam pupuk campur makro dan mikro ditambahkan juga zat pengatur tumbuh (hormon tumbuh).
C. Macam macam pupuk organik
1. PUPUK HIJAU
Pupuk hijau terbuat dari tanaman atau komponen tanaman yang dibenamkan ke dalam tanah. Jenis tanaman yang banyak digunakan adalah dari familia Leguminoceae atau kacang-kacangan dan jenis rumput-rumputan (rumput gajah). Jenis tersebut dapat menghasilkan bahan organik lebih banyak, daya serap haranya lebih besar dan mempunyai bintil akar yang membantu mengikat nitrogen dari udara.
Keuntungan penggunaan pupuk hijau antara lain:
1. Mampu memperbaiki struktur dan tekstur tanah serta infiltrasi air
2. Mencegah adanya erosi
3. Dapat membantu mengendalikan hama dan penyakit yang berasal dari tanah dan gulma jika ditanam pada waktu tanah bero
4. Sangat bermanfaat pada daerah-daerah yang sulit dijangkau untuk suplai pupuk inorganik
Namun pupuk hijau juga memiliki kekurangan yaitu:
Tanaman hijau dapat sebagai kendala dalam waktu, tenaga, lahan, dan air pada pola tanam yang menggunakan rotasi dengan tanaman legume dapat mengundang hama ataupun penyakit dapat menimbulkan persaingan dengan tanaman pokok dalam hal tempa, air dan hara pada pola pertanaman tumpang sari
2. PUPUK KOMPOS
Pupuk kompos merupakan bahan-bahan organik yang telah mengalami pelapukan, seperti jerami, alang-alang, sekam padi, dan lain-lain termasuk kotoran hewan. Sebenarnya pupuk hijau dan seresah dapat dikatakan sebagai pupuk kompos. Tetapi sekarang sudah banyak spesifisikasi mengenai kompos.
Biasanya orang lebih suka menggunakan limbah atau sampah domestik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan bahan yang dapat diperbaharui yang tidak tercampur logam dan plastik. Hal ini juga diharapkan dapat menanggulangi adanya timbunan sampah yang menggunung serta mengurangi polusi dan pencemaran di perkotaan.
3. PUPUK KANDANG
Para petani terbiasa membuat dan menggunakan pupuk kandang sebagai pupuk karena murah, mudah pengerjaannya, begitu pula pengaruhnya terhadap tanaman. Penggunaan pupuk ini merupakan manifestasi penggabungan pertanian dan peternakan yang sekaligus merupakan syarat mutlak bagi konsep pertanian. Pupuk kandang mempunyai keuntungan sifat yang lebih baik daripada pupuk organik lainnya apalagi dari pupuk anorganik, yaitu pupuk kandang merupakan humus banyak mengandung unsur-unsur organik yang dibutuhkan di dalam tanah. Oleh karena itu dapat mempertahankan struktur tanah sehingga mudah diolah dan banyak mengandung oksigen.
Penambahan pupuk kandang dapat meningkatkan kesuburan dan produksi pertanian. Hal ini disebabkan tanah lebih banyak menahan air sehingga unsur hara akan terlarut dan lebih mudah diserap oleh buluh akar. Sumber hara makro dan mikro dalam keadaan seimbang yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur mikro yang tidak terdapat pada pupuk lainnya bisa disediakan oleh pupuk kandang, misalnya S, Mn, Co, Br, dan lain-lain. Pupuk kandang banyak mengandung mikroorganisme yang dapat membanru pembetukan humus di dalam tanah dan mensintesa senyawa tertentu yang berguna bagi tanaman, sehingga pupuk kandang merupakan suatu pupuk yang sangat diperlukan bagi tanah dan tanaman dan keberadaannya dalam tanah tidak dapat digantikan oleh pupuk lain.
4. PUPUK SERESAH
Pupuk seresah merupakan suatu pemanfaatan limbah atau komponen tanaman yang sudah tidak terpakai. Misal jerami kering, bonggol jerami, rumput tebasan, tongkol jagung, dan lain-lain. Pupuk seresah sering disebut pupuk penutup tanah karena pemanfaatannya dapat secara langsung, yaitu ditutupkan pada permukaan tanah di sekitar tanaman (mulsa). Peranan pupuk ini diantaranya :
• Dapat menjaga kelembaban tanah, mengurangi penguapan, penghematan pengairan
• Mencegah erosi, permukaan tanah yang tertutup mulsa tidak mudah larut dan terbawa air
• Menghambat adanya pencucian unsur hara oleh air dan aliran permukaan
• Menjaga tekstur tanah tetap remah
• Menghindari kontaminasi penyakit akibat percikan air hujan
• Memperlancar kegiatan jasad renik tanah sehingga membantu menyuburkan tanah dan sumber humus.
5. PUPUK CAIR
Pupuk organik bukan hanya berbentuk padat dapat berbentuk cair seperti pupuk anorganik. Pupuk cair sepertinya lebih mudah dimanfaatkan oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai dan tidak dalam jumlah yang terlalu banyak sehingga manfaatnya lebih cepat terasa. Bahan baku pupuk cair dapat berasal dari pupuk padat dengan perlakuan perendaman. Setelah beberapa minggu dan melalui beberapa perlakuan, air rendaman sudah dapat digunakan sebagai pupuk cair.
Pupuk organik bukan hanya berbentuk padat dapat berbentuk cair seperti pupuk anorganik. Pupuk cair sepertinya lebih mudah dimanfaatkan oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai dan tidak dalam jumlah yang terlalu banyak sehingga manfaatnya lebih cepat terasa. Bahan baku pupuk cair dapat berasal dari pupuk padat dengan perlakuan perendaman. Setelah beberapa minggu dan melalui beberapa perlakuan, air rendaman sudah dapat digunakan sebagai pupuk cair.
D. PUPUK ANORGANIK
Secara umum ada dua jenis pupuk anorganik yang tersedia di pasaran :
1. PUPUK TUNGGAL : Pupuk yang dibuat dari satu unsur secara dominan.
Contohnya : Urea yang mengandung N, TSP atau SP 36 dengan P, dan KCl atau ZK dengan unsur K yang dominan.
2. PUPUK MAJEMUK : Pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur.
Contoh : pupuk DAP dan Amofos yang terbuat dari N dan P. Pupuk majemuk juga bisa tersusun dari 3 unsur. Sebut juga Rustika Yellow dan Mutiara. Kedua pupuk itu dilengkapi dengan kandungan N, P, dan K. Produsen pupuk biasanya juga menambahkan unsur-unsur mikro seperti Fe, B, Mo, Mn, dan Cu.
Agar praktis, pekebun biasanya memakai pupuk mejemuk. Umumnya di pasaran beredar pupuk dengan kandungan utama Nitrogen, fosfor, dan kalium dengan berbagai perbandingan. Besar kecilnya perbandingan itu dicantumkan di label kemasan. Tulisan 20;10;10 artinya kandungan nitrogen paling tinggi sehingga tepat digunakan untuk masa pertumbuhan.
E. UNSUR YANG DIPERLUKAN OLEH TUMBUHAN dan AKIBATNYA BILA KEKURANGAN UNSUR TERSEBUT
1. UNSUR MAKRO
Unsur hara makro berisi hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah banyak. Namun, tidak berarti jumlah yang diberikan tak terbatas. Ada ambang tertentu yang ditoleransi tanaman. Melebihi batas itu, tanaman mengalami keracunan yang bisa berlanjut hingga mati.
F. MACAM-MACAM UNSUR MAKRO
a. Nitrogen ( N )
• Dibutuhkan untuk menyusun 1-4 % bahan kering (bagian keras) tanaman, seperti batang, kulit, dan biji.
• Diambil dari tanah dalam bentuk nitrat (NO3-) atau amonium (NH4+).
• Berguna dalam pembentukan sel, jaringan, dan organ tanaman; sebagai penyusun protein, bahan sintetis klorofil, dan juga ikut berperandalam sebagian proses pertumbuhan dan pembentukan produksi tanaman, seperti buah, daun, dan umbi.
• Gejala kekurangan : tanaman yang kekurangan nitrogen dikenali dari daun bagian bawah, daun itu menguningkarena kekurangan klorofil, mengering dan rontok. Tulang-tulang di bawah permukaan daun mudah tampak pucat. Pertumbuhan tanaman lambat, kerdil dan lemah. Produksi bunga dan biji rendah.
• Gejala kelebihan : Warna daun terlalu hijau, tanaman rimbun dengan daun. Proses pembuahan menjadi lama. Adenium bakal bersifat sukulen karena mengandung banyak air. Hal ini menyebabkan rentan serangan cendawan dan penyakit, dan mudah roboh. Produksi bunga menurun.
b. Fosfor ( P )
• Fosfor merupakan komponen penyusun beberapa enzim, protein, ATP, RNA, dan DNA. ATP penting untuk proses transfer energi, sedangkan RNA dan DNA menentukan sifat genetik tanaman. Unsur P juga berperan pada pertumbuhan benih, akar, bunga, dan buah. Dengan membaiknya struktur perakaran sehingga daya serap nutrisi pun lebih baik. Berfungsi juga dalam proses fotosintesis dan fisiologi kimiawi tanaman, untuk pembelahan sel.
• Bila kekurangan daun tua cenderung kelabu. Tepi daun coklat, tulang daun muda berwarna hijau gelap, hangus, pertumbuhan daun kecil, kerdil, akhirnya rontok, fase pertumbuhan lambat dan tanaman kerdil.
• Bila kelebihan penyerapan unsur seperti besi (Fe), tembaga (Cu), dan seng (Zn) terganggu. Tetapi gejalanya tidak terlihat secara fisik pada tanaman.
c. Kalium (K)
• Kalium berperan sebagai pengatur proses fisiologi tanaman seperti fotosintesis, akumulasi, translokasi, transportasi karbohidrat, membuka menutupnya stomata, atau mengatur distribusi air dalam jaringan sel,
• Gejala kekurangn daun menjadi kecil, memutih, kekuningan, atau kemerahan. Bagian pingggir daun berwarna kuning atau kemerahan, menjadi coklat, terbakar, dan akhirnya mati.
• Gejala kelebihan menyebabkan penyerapan Ca dan Mg terganggu. Pertumbuhan tanaman terhambat sehingga tanaman mengalami defisiensi.
d. Magnesium (Mg)
• Berperan dalam transportasi energi beberapa enzim didalam tanaman. Unsur ini sangat dominan di daun, terutama untuk ketersediaan klorofil. Unsur ini juga merupakan komponen inti pembentukan klorofil dan enzim di berbagai proses sintesis protein.
• Gejala kekurangn muncul bercak-bercak kuning di permukaan daun tua. Hal ini terjadi karena Mg diangkut ke daun muda. Daun tua menjadi lemah dan akhirnya mudah terserang penyakit, terutama embun tepung (powdery mildew)
• Bila kelebihan tidak menimbulkan gejala yang ekstrim
e. Kalsium (Ca)
• Berperan dalam pertumbuhan sel, menguatkan dan mengatur daya tembus, serta merawat dinding sel.
• Gejala kekurangan yaitu titik tumbuh lemah, terjadi perubahan bentuk daun, mengeriting, kecil, dan akhirnya rontok. Kalsium menyebabkan tanaman tinggi tetapi tidak kekar, karena efek langsung pada titik tumbuh, juga menyebabkan produksi bunga terhambat, bunga gugur.
• Gejala kekurangan tidak berefek banyak, hanya mempengaruhi pH tanah
f. Sulfur (S)
• Berperan untuk pertumbuhan tanaman, menyusun protein dan membentuk klorofil
• Bila kekurangan pertumbuhan kerdil, kurus, meninggi, daun menguning termasuk daun yang baru muncul, terlambat dalam proses pematangan
G. MACAM-MACAM UNSUR MIKRO
a. Boron (B)
• Boron berkaitan erat dengan proses pembentukan, pembelahan, dan diferensiasi, dan pembagian tugas sel. Hal ini terkait dengan perannya dalam sintesis RNA, bahan dasar pembentukan sel.
• Bila kekurangan daun lebih gelap dibanding daun normal, tebal, dan mengkerut.
• Bila kelebihan daun kuning dan mengalami nekrosis
b. Tembaga (Cu)
• Berperan sebagai aktivator dan membawa beberapa enzim, membantu kelancaran proses fotosintesis , pembentukan klorofil, dan berperan dalam fungsi produksi.
• Bila kekurangan daun berwarna hijau kebiruan, tunas daun menguncup dan tumbuh kecil, pertumbuhan bunga terhambat
• Bila kelebihan tanaman tumbuh kerdil, percabangan terbatas, pembentukan akar terhambat, akar menebal dan berwarna gelap.
c. Seng (Zn)
• Berperan dalam aktivator enzim, pembentukan klorofil dan membantu proses fotosintesis.
• Kekurangan pertumbuhan lambat, jarak antar buku pendek, daun kerdil, mengkerut, atau menggulung di satu sisi lalu disusul dengan kerontokan. Bakal buah menguning terbuka, dan akhirnya gugur. Buahpun akan lebih lemas dan sehingga buah yang seharusnya lurus membengkok.
• Kelebihan unsur seng tidak menunjukkan dampak nyata.
d. Besi (Fe)
• Berperan dalam proses pembentukan protein, sebagai katalisator pembentuka klorofil, pembawa elektron pada proses fotosintesis dan respirasi. Aktivator beberapa enzim.
• Gejala kekurangan klorosis dan daun menguning atau nekrosa. Daun muda tampak putih, akar rusak.
• Bila kelebihan menyebabkan nekrosis yang ditandai dengan munculnya bintik-bintik hitam pada daun.
e. Molibdenum (Mo)
• berperan sebagai pembawa elektron untuk mengubah nitrat menjadi enzim, berperan juga dalam fiksasi nitrogen.
• Kekurangan ditunjukkan dengan munculnya klorosis di daun tua, kemudian menjalar ke daun muda.
• Bila kelebihan tidak menunjukkan gejala yang nyata pada adenium
H. Macam-macam Unsur Hara Makro dan Fungsinya
Pupuk dan pestisida sangat bermanfaat untuk meningkatkan produksi pertanian. Terkait dengan pembahasan bidang ilmu biologi, telah dipelajari berbagai macam unsur hara, pengelompokan dan juga bentuk yang siap dikonsumsi oleh tanaman bagi masing-masing unsur hara. Berikut ini daftar unsur hara makro yang diperlukan tanaman beserta fungsinya bagi pertumbuhan:
1. Karbon (C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O). Ketiganya merupakan unsur dasar penyusun karbohidrat, protein, lemak, klorofil, dan lain-lain.
2. Nitrogen (N). Nitrogen berguna dalam proses sintesis protein dan klorofil. Nitrogen juga bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan vegetatif.
3. Fosfor (P). Fosfor berguna sebagai pemacu pertumbuhan akar pada benih atau tumbuhan muda, mempercepat pembungaan dan pemasakan biji atau buah, serta berperan dalam pembentukan inti sel, protein, dan lemak.
4. Kalium (K). Kalium berguna dalam hal memperlancar proses fotosintesis dan pembentukan protein, mengeraskan jerami dan bagian kayu dari tanaman, dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit.
5. Kalsium (Ca). Kalsium bermanfaat untuk memperkokoh batang dan merangsang pembentukan biji-bijian.
6. Magnesium (Mg). Magnesium bermanfaat sebagai salah satu komponen pembentukan klorofil.
7. Belerang (S). Belerang berperan dalam proses pembentukan klorofil dan berbagai jenis protein.
Unsur-unsur hara makro tersebut diperlukan oleh tanaman dalam jumlah relatif besar sehingga diperlukan tambahan dalam bentuk pupuk. Jenis pupuk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Adapun unsur hara mikro tidak perlu ditambahkan dalam pupuk karena diperlukan dalam jumlah relatif sedikit dan sudah tersedia di dalam tanah.
Pupuk Organik (Pupuk Alam)
Macam-macam pupuk organik adalah sebagai berikut:
1. Pupuk hijau. Pupuk hijau didapatkan dari tumbuhan muda, terutama dari jenis polong-polongan (leguminose), yang dibenamkan di lahan pertanian.
2. Pupuk kandang. Pupuk kandang diperoleh dari kotoran hewan ternak, misalnya sapi, ayam, kambing, dan lain-lain.
3. Kompos. Pupuk kompos diperoleh dari bahan organik limbah pertanian, misalnya jerami, batang jagung, atau sampah yang dibusukkan bersama pupuk kandang. Pupuk kompos lebih banyak digunakan untuk menyuburkan tanaman-tanaman pot atau holtikultura.
Pupuk alam dapat memperbaiki sifat-sifat fisis tanah, yaitu: struktur, tata udara, daya resap air, dan daya tahan terhadap erosi. Selain itu, pupuk alam juga membentuk humus (bunga tanah) sehingga berperan juga dalam memperbaiki sifat biologi. Selanjutnya, peruraian dari humus akan menambah ketersediaan unsur-unsur hara.
I. Pupuk Anorganik (Pupuk Buatan)
Jenis-jenis pupuk anorganik meliputi pupuk nitrogen, pupuk kalium, pupuk fosfor, pupuk, majemuk, dan pupuk daun.
Pupuk nitrogen.
Contoh pupuk nitrogen antara lain:
1. Urea atau CO(NH2)2 yang memiliki kadar Nitrogen 45-46%,
2. ZA (Zwavelvuur Amonium) atau (NH4)2SO4 yang memiliki kadar Nitrogen 20,5-21%,
3. Sendawa Chili atau NaNO3 yang memiliki kadar nitrogen 15%, dan
4. Amonium Nitrat atau NH4NO3 yang memiliki kadar nitrogen sebesar 35%.
Jenis pupuk nitrogen yang paling banyak dipakai adalah ZA dan Urea.
Pupuk fosforus.
Contoh pupuk fosforus adalah:
1. Superfosfat tunggal (ES= Engkel Superfosfat) yang memiliki kadar P2O5 sebesar 5%,
2. Superfosfat rangkap (DS= Double Superfosfat) yang memiliki kadar P2O5 sebesar 30%,
3. Superfosfat Triple (TS= Triple Superfosfat) dengan kadar P2O5 sebesar 45%.
Dari ketiga jenis pupuk fosfor di atas, yang paling banyak digunakan oleh masyarakat adalah jenis TS.
Pupuk Kalium.
Contoh pupuk kalium adalah:
1. Kalium Klorida atau KCl yang memiliki kadar K2O sebesar 50%, dan
2. Kalium Sulfat (ZK= Zwavelvuur Kali) dengan kadar K2O sebesar 50%.
Pupuk majemuk.
Pupuk Nitrogen, Pupuk Phosphor, dan Pupuk Kalium adalah jenis pupuk tunggal. Ketiganya disebut sebagai pupuk tunggal karena hanya mengandung satu jenis unsur hara primer. Sedangkan pupuk majemuk mengandung lebih dari satu jenis unsur hara primer.
Contoh pupuk majemuk adalah:
1. Pupuk NPK yang mengandung amonium nitrat (NH4NO3),
2. Amonium dihidrogen fosfat (NH4H2PO4) dan Kalium Klorida (KCl).
Kadar masing-masing unsur dinyatakan dengan suatu angka. Contoh: Pupuk NPK 10-15-20, berarti mengandung 10% nitrogen (sebagai N), 15% fosfor (sebagai P2O5), dan 20% Kalium (sebagai K2O).
Setiap jenis tanaman memerlukan N, P dan K dengan perbandingan tertentu. Oleh karena itu, penggunaan pupuk majemuk disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan dipupuk.
Pupuk Daun.
Pupuk daun diberikan kepada tanaman dengan cara disemprotkan pada daun sehingga terserap secara osmosis ataupun difusi melalui stomata (mulut daun). Pupuk daun biasanya mengandung unsur hara, namun terkadang mengandung vitamin, hormon dan zat tumbuh.
Contoh pupuk daun:
1. Wuxal dengan kandungan 9% N, 9% P2O5, 7% K2O, Fe, Mn, B, Zn, Mo, vitamin dan hormon tumbuh.
2. Contoh pupuk daun yang kedua adalah Baypolan yang mengandung 11% N, 10% P2O5, 6%K2O, Fe, Mn, Cu, Zn, dan Mo.
Semoga informasi atau penjelasan mengenai pengertian pupuk serta jenis-jenisnya di atas bisa bermnafaat bagi kamu, sehingga dapat memaksimalkan hal-hal alami di sekitar kamu menjadi pupuk organik yang aman bagi ekosistem di sekitarnya
atau
Cara Download :
1. Klik Link/ Tulisan yang bergaris bawah
1. Klik Link/ Tulisan yang bergaris bawah
2. Anda akan menemukan halaman baru adf.ly
3. Klik pojok kanan atas SKIP AD.
4. Kini anda bisa Download Gratis
3. Klik pojok kanan atas SKIP AD.
4. Kini anda bisa Download Gratis
0 komentar:
Posting Komentar