Rabu, 22 Januari 2014

BAB III
PEMBAHASAN
APEC adalah singkatan dari Asia-Pacific Economic Cooperation atau Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik. APEC didirikan pada tahun 1989. APEC bertujuan mengukuhkan pertumbuhan ekonomi dan mempererat komunitas negara-negara di Asia Pasifik. Dengan kata lain Asia-Pacific Economic Cooperation, atau APEC, adalah forum utama untuk memfasilitasi pertumbuhan ekonomi, kerjasama, perdagangan dan investasi di kawasan Asia-Pasifik.
APEC adalah satu-satunya pemerintahan antar kelompok di dunia yang beroperasi atas dasar komitmen yang tidak mengikat, dialog terbuka dan sama menghormati pandangan dari semua peserta. Tidak seperti WTO atau badan-badan perdagangan multilateral lainnya, APEC tidak memiliki kewajiban perjanjian yang diperlukan dari peserta. Keputusan yang dibuat dalam APEC yang dicapai dengan konsensus dan komitmen yang dilakukan secara sukarela.
APEC memiliki 21 anggota – disebut sebagai “Member Ekonomi” – yang menyumbang sekitar 40,5% 1 dari populasi dunia, sekitar 54,2% 1 dari GDP dunia dan sekitar 43,7% 2 dari perdagangan dunia.
Maksud dan Tujuan
APEC didirikan pada tahun 1989 untuk lebih meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran untuk wilayah dan untuk memperkuat komunitas Asia-Pasifik.
Sejak awal, APEC telah bekerja untuk mengurangi tarif dan hambatan perdagangan lain di wilayah Asia-Pasifik, menciptakan ekonomi domestik yang efisien dan secara dramatis meningkatkan ekspor. Kunci untuk mencapai visi APEC adalah apa yang disebut sebagai ‘Tujuan Bogor’ yang bebas dan terbuka perdagangan dan investasi di kawasan Asia-Pasifik pada tahun 2010 untuk ekonomi industri hingga 2020 untuk mengembangkan ekonomi.. Tujuan ini diadopsi oleh 1994 mereka Para pemimpin di pertemuan di Bogor, Indonesia.
Bebas dan terbuka membantu perdagangan dan investasi ekonomi untuk tumbuh, menciptakan lapangan kerja dan memberikan kesempatan yang lebih besar untuk perdagangan internasional dan investasiSebaliknya, proteksi harga tetap tinggi dan mendorong inefisiensi dalam industri-industri tertentu. erdagangan bebas dan terbuka membantu menurunkan biaya produksi dan dengan demikian mengurangi harga barang dan jasa – manfaat langsung bagi semua.
APEC juga bekerja untuk menciptakan lingkungan yang aman dan efisien pergerakan barang, jasa dan orang di seluruh di wilayah perbatasan melalui kebijakan ekonomi dan kesejajaran dan kerjasama teknis
PERAN APEC BAGI INDONESIA
APEC (Asia-Pasific Economic Coorperation ) atau kerjasama Ekonomi Asia Pasifik, didirikan pada tahun 1989 bertujuan untuk mengukuhkan pertumbuhan ekonomi dan mempererat komunitas negara – negara di Asia Pasifik.[1] Indonesia berperan aktif mendukung peranan APEC untuk meningkatkan kerjasama ekonomi.  Partisipasi Indonesia dalam APEC dilandaskan pada keuntungan dan mengamankan kepentingan nasional.
Dapat kita lihat,  peran APEC bagi Indonesia setelah Bogor Goals (1994) merupakan sebuah  misi APEC untuk kemajuan liberalisasi perdagangan dan investasi bagi Indonesia. APEC masih membawa pengaruh positif bagi ekonomi Indonesia. Bagi Indonesia, anggota – anggota yang tergabung dalam APEC merupakan mitra dagang yang utama. Menurut Menlu Hassan Wirajuda, “meningkatnya jumlah ekspor impor serta sumber investasi asing Indonesia berasal dari ekonomi-ekonomi APEC”.[2] Peran lain APEC bagi Indonesia adalah sebagai komunitas bisnis pengembangan kebijakan seperti pengembangan kapasitas melalui pemanfaatan proyek-proyek, forum bertukar pengalaman, forum yang memungkinkan Indonesia untuk memproyeksikan kepentingan-kepentingannya dan mengamankan posisinya dalam tata hubungan ekonomi internasional yang bebas dan terbuka.[3] Sebelumnya pertemuan APEC di Yakohama, Jepang pada tahun 2010 mengusulkan agar diterapkannya free trade oleh semua anggota APEC.
Dari penjelasan tersebut disimpulkan bahwa ada banyak peran APEC bagi Indonesia dalam meningkatkan kerjasama perdagangan dan investasi dan juga mengatasi masalah – masalah  yang  menggangu tercapainya kepentingan nasional. Indonesia dinilai masih memiliki daya saing yang rendah. Sehingga perdagangan yang terlalu liberal masih sulit dilaksanakan melihat kondisi dalam negeri yang belum mencukupi. Walaupun perdagangan bebas yang dideklarasikan pemimpin APEC di Yakohama masih sulit diterapkan di Indonesia, tergabungnya Indonesia dalam APEC dapat mengamankan perekonomian Indonesia dan mensejahterakan masyarakat.
Perkembangan APEC
Pada pertemuan KTT ke-18 APEC tahun 2010 di Yokohama, Jepang, para Pemimpin APEC mendeklarasikan “Yokohama Vision –Bogor and Beyond-“. Dalam deklarasi tersebut, para Pemimpin APEC kembali menegaskan relevansi dan arti penting Bogor Goals sebagai sebuah tujuan visioner dalam mewujudkan liberalisasi perdagangan dan investasi di kawasan Asia Pasifik. Dalam deklarasi tersebut, para Pemimpin APEC juga menyampaikan komitmen untuk mencapai perdagangan dan investasi yang lebih bebas dan terbuka dengan kualitas pertumbuhan yang lebih tinggi di dalam lingkungan sosial dan ekonomi yang aman di kawasan.
Tahun 2010 merupakan tahun penting yang menjadi salah satu tonggak kerja sama APEC, karena pada tahun ini dilakukan penilaian pencapaian Bogor Goals terhadap yang dilakukan terhadap 5 (lima) anggota Ekonomi Maju, yang terdiri dari Australia, Kanada, Jepang, Selandia Baru, dan Amerika Serikat.  13. Selain kelima Ekonomi Maju tersebut, terdapat 8 (delapan) Ekonomi Berkembang yang mengajukan diri untuk dinilai secara sukarela, yang terdiri dari Peru, Cili, Meksiko, Singapura, Hong Kong-China, Korea Selatan, Chinese Taipei, dan Malaysia. Terkait hasil penilaiantersebut, para Pemimpin APEC sepakat bahwa ketiga belas Ekonomi 2010 telah mencapai kemajuan yang signifikan bagi pencapaian Bogor Goals. Meski demikian, para Pemimpin APEC juga menggarisbawahi bahwa masih banyak hal yang perlu dilakukan (more work remains to be done) guna mencapai liberalisasi perdagangan dan investasi di kawasan Asia Pasifik.
Para Pemimpin APEC juga sepakat untuk mewujudkan strategi pertumbuhan yang bersifat seimbang, inklusif, berkelanjutan, inovatif, dan aman (balanced, inclusive, sustainable, innovative, and secure) yang tertuang dalam dokumen APEC Leaders’ Growth Strategy.
Terkait wacana pembentukan Free Trade Area of the Asia-Pacific (FTAAP), para Pemimpin APEC sepakat bahwa perundingan dan pembentukan FTAAP akan dilakukan di luar kerangka APEC dengan menggunakan kerangka kerja sama (building block) yang telah ada di kawasan seperti Trans-Pacific Partnership (TPP), ASEAN +3 dan ASEAN +6. Sementara itu, kerja sama APEC akan tetap bersifat sukarela, tidak mengikat dan mengedepankan kerja sama ekonomi dan teknik dan pengembangan kapasitas yang bersifat strategis dan berorientasi hasil. APEC akan berperan sebagai inkubator bagi pembahasan isu-isu perdagangan dan investasi generasi baru (next generation of trade and investment issues).
Pada tahun keketuaan APEC Amerika Serikat 2011, APEC akan memprioritaskan pembahasan pada tiga bidang, yaitu isu-isu perdagangan dan investasi generasi baru, pertumbuhan hijau (green growth) dan kerja sama reformasi regulasi (regulatory reform).
APEC Indonesia 2013
Pada tahun 2013, Indonesia akan kembali menjadi ketua dan tuan rumah penyelenggaraan APEC. Berdasarkan Keputusan Presiden RI nomor 29 tahun 2010, KTT ke-21 APEC tahun 2013 akan diselenggarakan di Bali. Meski demikian, penyelenggaraan rangkaian pertemuan APEC pada tingkat pejabat tinggi. Penyelenggaraan KTT ke-21 APEC dan seluruh rangkaian pertemuan APEC di tahun 2013 perlu dimanfaatkan sebagai peluang untuk menunjukan peran aktif Indonesia di dalam memajukan arsitektur ekonomi regional, memanfaatkan integrasi ekonomi kawasan bagi pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, serta peningkatan investasi, dan ekspor Indonesia, serta mempromosikan potensi perdagangan, investasi, pariwisata, kebudayaan daerah dan nasional.

Pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) akan kembali digelar tahun ini. Kali ini pertemuan puncak organisasi kerjasama ekonomi negara-negara Asia Pasifik itu akan mengambil tempat di Vladivostok, Rusia, pada tanggal 8-9 September 2012.
Sejumlah isu prioritas telah ditetapkan oleh Rusia selaku tuan rumah untuk dibahas dalam konferensi tingkat tinggi APEC tahun ini, antara lain: (1) Liberalisasi perdagangan dan investasi, integrasi ekonomi kawasan; (2) Penguatan ketahanan pangan; (3) Mengintensifkan kerjasama guna memperkuat pertumbuhan inovatif, dan (4) Ketahanan energi.
Sebagaimana diketahui, APEC memiliki tujuan untuk mengukuhkan pertumbuhan ekonomi dan mempererat komunitas negara-negara di Asia Pasifik. Saat ini APEC beranggotakan 20 negara di kawasan Asia Pasifik, yaitu Indonesia, Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Thailand, Amerika Serikat, China, Hongkong, China, Meksiko, Papua New Guinea, Chili, Peru, Russia, dan Vietnam.
Sulit dimungkiri keberadaan APEC tidak dapat dipisahkan dari Indonesia yang memainkan peran menentukan dalam perumusan visi organisasi kerjasama ekonomi negara-negara Asia Pasifik ini di masa-masa awal pendirian dulu. Hal itu membuat kehadiran Indonesia di dalam setiap forum pertemuan APEC selalu mengundang perhatian negara-negara anggota lain.
Apalagi pada Konferensi Tingkat Tinggi APEC kali ini juga akan dilakukan penyerahan “tongkat estafet” kepemimpinan ketua APEC dari Presiden Rusia Vladimir Putin kepada Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Melalui penyerahan itu Indonesia akan berperan sebagai ketua APEC dan menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi APEC pada tahun 2013 mendatang.
Hal itu tentu merupakan sebuah kebanggaan tersendiri sekaligus peluang emas bagi Indonesia untuk menujukkan kepada dunia internasional peran konkret Indonesia dalam menentukan arah pembangunan ekonomi global. Peluang itu cukup terbuka lebar mengingat saat ini negara-negara maju yang selama ini mendominasi arah pembangunan ekonomi global masih mengalami resesi.
Harus diakui Indonesia kini berada dalam posisi strategis dalam menentukan arah dan kebijakan perekonomian global. Bahkan, baru-baru ini Goldman Sachs memasukkan Indonesia dalam kelompok negara berkembang dan berpengaruh di percaturan perekonomian global (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki/MIST). Empat negara itu digadang-gadang akan menggantikan posisi negara-negara BRICS (Brazil, India, China, dan Afrika selatan) sebagai motor ekonomi global.
Hal itu merupakan ganjaran bagi tren positif pertumbuhan ekonomi Indonesia yang selalu berada di atas angka enam persen ketika sebagian besar negara di dunia mengalami tren pertumbuhan ekonomi yang cenderung negatif akibat krisis global. Tingkat konsumsi, investasi, dan ekspor telah mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia secara serentak.
Tingginya pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini cukup diperhitungkan dunia internasional. Selain itu, keanggotaan Indonesia dalam berbagai forum ekonomi internasional seperti G20 juga menjadikan Indonesia lebih diperhitungkan negara-negara lain. Pendapat dan pemikiran Indonesia menjadi lebih didengar dan diakomodasi.
Semua pencapaian itu merupakan buah dari tren positif pertumbuhan ekonomi Indonesia, beberapa tahun belakangan ini. Indonesia satu dari sedikit negara yang memiliki pertumbuhan positif di tengah krisis melanda ekonomi global selama rentang waktu tahun 2008-2009.
Kapasitas Indonesia sebagai ketua APEC kelak akan dihadapkan pada sejumlah isu penting, seperti peningkatan perdagangan regional yang terbuka, penguatan peran APEC dalam investasi, pengupayaan sustainable growth with equity, dan penguatan ketahanan ekonomi regional, antara lain melalui pembangunan konektivitas.
Selain itu, kapasitas Indonesia sebagai ketua APEC juga akan dinilai dunia internasional melalui kemampuan Indonesia dalam mempererat ikatan soliditas di antara negara anggota. Tentu bukan hal mudah mempererat ikatan soliditas itu mengingat sejumlah negara anggota APEC saat ini terlibat dalam rivalitas politik dan ekonomi sebagaimana terjadi antara Amerika Serikat dan China. Jika Indonesia mampu mempererat ikatan soliditas di antara negara anggota APEC, maka hal itu akan dapat menguatkan posisi strategis Indonesia sebagai pemimpin APEC yang mumpuni dan legitimate.
Selain itu, hal lain yang perlu disadari pemerintah adalah partisipasi aktif Indonesia pada setiap pertemuan ekonomi global semacam APEC memiliki nilai strategis dan potensi besar bagi peningkatan kapasitas ekonomi domestik, terutama jika ditinjau dari perspektif perdagangan, peningkatan volume ekspor, dan investasi.
Status sebagai ketua APEC ibarat sebuah amunisi bagi Indonesia untuk mengarahkan sumber daya global bagai kepentingan ekonomi rakyat secara lebih optimal. Inilah peluang dan tantangan Indonesia saat menjabat sebagai ketua APEC pada tahun 2013 mendatang.
Akhirnya, Indonesia harus terus secara konsisten menunjukkan kepada dunia internasional kemampuan untuk mengubah pandangan tentang think globally but act locally menjadi think and act globally and regionally melalui forum-forum pertemuan ekononomi dunia seperti APEC dan G20




atau 

Cara Download :
1. Klik Link/ Tulisan yang bergaris bawah
2. Anda akan menemukan halaman baru adf.ly
3. Klik pojok kanan atas SKIP AD.
4. Kini anda bisa Download  Gratis
Categories:

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!